Queens Crown

Rabu, 09 April 2014

Perkembangan Ekonomi dan Demografi di Indonesia pada Masa Kolonial

1. Pertumbuhan penduduk Indonesia pada abad ke-19 dan Awal Abad ke-20
Berdasarkan tingkat kepadatan penduduk, wilayah di Nusantara dapat dibagi
atas 3 kelompok yaitu :
a. Kelompok berpenduduk padat.
b. Kelompok berpenduduk sedang.
c. Kelompok berpenduduk jarang.
2. Mobilitas Penduduk Indonesia pada Abad ke-20
A. Migrasi Intern
Berarti perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah yang lain
dalam satu pulau baik secara individu maupun kelompok.
B. Migrasi Ekstern
Berarti perpindahan penduduk dari satu pulau ke pulau lainnya baik
secara berkelompok maupun sendiri.
C. Kepadatan Penduduk dan Gejala Sosial-Ekonomi
Rata-rata kepadatan penduduk Indonesia hanya 31,9 jiwa per
kilometer persegi akan tetapi di Pulau Jawa saja tingkat kepadatannya
adalah 316,1 jiwa per kilometer persegi.Sedangkan di luar Jawa
hanya 10,7 jiwa per kilometer persegi. Antara tahun 1928 dan 1938
diperkirakan perluasan areal persawahan sebesar 4%, sedangkan
kenaikan jumlah penduduk sekitar 17%.
Dampak lain dari penyempitan kepemilikan tanah adalah
meningkatnya kaum buruh tani yang tidak memiliki tanah.
C. Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Indonesia pada Masa Kolonial
1. Perubahan Struktur Sosial
a. Golongan Eropa dan yang mempersamakan terdiri dari :
1. Bangsa Belanda dan keturunannya.
2. Bangsa Eropa lainnya
3. Orang-orang Bangsa lain yang telah dipersamakan dengan
Eropa karena kekayaan.
b. Golongan Timur Asing
c. Golongan pribumi yaitu bangsa Indonesia asli.
2. Perluasan Pengajaran dan Mobilitas Sosial
Mobilitas geografi adalah perpindahan tempat tinggal yang terwujud dalam
migrasi ekstern maupun migrasi intern dan urbanisasi. Perluasan pengajaran
baik dalam bidang ilmu dapat menarik perhatian rakyat.Kemudian dianggap
sebagai alat untuk dapat memasuki tingkatan hidup baru.
3. Kebijakan Pemerintahan Kolonial dalam Bidang Keagamaan
Snouck Hurgronje yang telah mempelajari islam secara merata tiba di
Nusantara pada tahun 1889.Sejak saat itu politik terhadap islam atas nasihatnya
mulai didasrakan pada fakta-fakta.Walaupun demikian bebrapa pejabat seperti
Snouck Hurgronje menyarankan agar sarekat islam diakui pendirinya kaerena
mereka berpandangan bahwa keberadaan sarekat islam merupakan kebangkitan
suatu bangsa.
4. Kedudukan dan Peranan Perempuan
Gagasan tentang kemajuan kaum perempuan itu juga muncul pada diri R.A
Kartini (1879-1904). Gagasan tersebut
dituangkan dalam surat pribadinya.
Dalam tulisannya tersebut ia
mengemukakan bahwa kehidupan
wanita sunda melalui 3 periode :
a. Masa kanak-kanak
b. Masa kehidupan patuh
c. Masa penuh pengaruh
Fase berikutnya dari gerakan wanita
Indonesia diwakili dengan berdirinya sebuah perkumpulan Putri Mardika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar