1. Pertumbuhan penduduk
Indonesia pada abad ke-19 dan Awal Abad ke-20
Berdasarkan tingkat kepadatan
penduduk, wilayah di Nusantara dapat dibagi
atas 3 kelompok yaitu :
a. Kelompok berpenduduk padat.
b. Kelompok berpenduduk sedang.
c. Kelompok berpenduduk jarang.
2. Mobilitas Penduduk Indonesia
pada Abad ke-20
A. Migrasi Intern
Berarti perpindahan penduduk dari
satu daerah ke daerah yang lain
dalam satu pulau baik secara
individu maupun kelompok.
B. Migrasi Ekstern
Berarti perpindahan penduduk
dari satu pulau ke pulau lainnya baik
secara berkelompok maupun
sendiri.
C. Kepadatan Penduduk dan Gejala
Sosial-Ekonomi
Rata-rata kepadatan penduduk
Indonesia hanya 31,9 jiwa per
kilometer persegi akan tetapi di
Pulau Jawa saja tingkat kepadatannya
adalah 316,1 jiwa per kilometer
persegi.Sedangkan di luar Jawa
hanya 10,7 jiwa per kilometer
persegi. Antara tahun 1928 dan 1938
diperkirakan perluasan areal
persawahan sebesar 4%, sedangkan
kenaikan jumlah penduduk sekitar
17%.
Dampak lain dari penyempitan
kepemilikan tanah adalah
meningkatnya kaum buruh tani
yang tidak memiliki tanah.
C. Kehidupan Sosial Budaya
Masyarakat Indonesia pada Masa Kolonial
1. Perubahan Struktur Sosial
a. Golongan Eropa dan yang
mempersamakan terdiri dari :
1. Bangsa Belanda dan
keturunannya.
2. Bangsa Eropa lainnya
3. Orang-orang Bangsa lain yang
telah dipersamakan dengan
Eropa karena kekayaan.
b. Golongan Timur Asing
c. Golongan pribumi yaitu bangsa
Indonesia asli.
2. Perluasan Pengajaran dan
Mobilitas Sosial
Mobilitas geografi adalah
perpindahan tempat tinggal yang terwujud dalam
migrasi ekstern maupun migrasi
intern dan urbanisasi. Perluasan pengajaran
baik dalam bidang ilmu dapat
menarik perhatian rakyat.Kemudian dianggap
sebagai alat untuk dapat
memasuki tingkatan hidup baru.
3. Kebijakan Pemerintahan
Kolonial dalam Bidang Keagamaan
Snouck Hurgronje yang telah
mempelajari islam secara merata tiba di
Nusantara pada tahun 1889.Sejak
saat itu politik terhadap islam atas nasihatnya
mulai didasrakan pada
fakta-fakta.Walaupun demikian bebrapa pejabat seperti
Snouck Hurgronje menyarankan
agar sarekat islam diakui pendirinya kaerena
mereka berpandangan bahwa
keberadaan sarekat islam merupakan kebangkitan
suatu bangsa.
4. Kedudukan dan Peranan
Perempuan
Gagasan tentang kemajuan kaum
perempuan itu juga muncul pada diri R.A
Kartini (1879-1904). Gagasan
tersebut
dituangkan dalam surat
pribadinya.
Dalam tulisannya tersebut ia
mengemukakan bahwa kehidupan
wanita sunda melalui 3 periode :
a. Masa kanak-kanak
b. Masa kehidupan patuh
c. Masa penuh pengaruh
Fase berikutnya dari gerakan
wanita
Indonesia diwakili dengan
berdirinya sebuah perkumpulan Putri Mardika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar